Sabtu, 26 Maret 2011

pokok pokok isi al quran

A . POKOK POKOK ISI AL QURAN .


       Al-quran adalah kitab suci yang diturunkan kedapa Nabi muhammad saw.yang berfungsi sebagai petunjuk dan tuntunan hidup bagi umat manusia. al quran tidak hanya diturunkan bagi umat muhammad, tetapi untuk seluruh umat manusia .orang yang menggunakan al quran sebagai tuntunan hidup, niscaya akan selamat kehidupannya dan memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat .
selain sebagai petunjuk dan tuntunan hidup, al quran juga berfungsi untuk membedakan antara yang hak dan yang batil .
pokok pokok isi al quran mencakup beberapa aspek, antara lain :
  • masalah aqidah;
  • masalah ibadah dan mu'amalah;
  • masalah akhalak;
  • masalah hukum;
  • masalah sejarah;
  • masalah dasar dasar sains;
    masalah aqidah

    aqidah atau keimanan merupakan hal yang sangat prinsipil dalam agama islam .
    Persoalan akidah terkadang bergandengan dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula, ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik. 
    Yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya. Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia.

    masalah ibadah dan mu'malah

    ibadah adalah bentuk pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya. ibadah terdapat dua macam, yaitu ibadah mahdah dan ibadah gairu mahdah.
    ibadah mahdah adalah hubungan vertikal antara hamba dengan tuhannya. sedangkan ibadah gairu mahdah atau mu'amalah adalah hubungan horizontal antrsesama manusia.

    masalah akhlak
    akhalah merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, khususnya seorang muslim. akhlak inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain seperti binatang. dengan akal yang dimiliki , manusia dituntut berakhlak karimah (akhlak baik), tidak seperti binatang yang tidak dituntut berakhlak baik karena tidak memiliki akal . karena pentingnya akhlak bagi seorang muslim maka salah satutugas umat rasulullah saw / adalah menyempurnakan akhlak karimah .

    masalah hukum

    adapun yang dimaksud dengan hukum disini adalah aturan allah diperuntukkan bagi kebaikan umat manusia .hukum dalam al quran ada yang dijelaskan secara global, misalnya hukum politik, ekonomi, sosial, dan ada yang dijelaskan secara rinci, seperti hukum zakat, waris ,mencuri, dan sebagainya.

       menurut penelitian syeih abdul wahab hallaf, ayat ayat al quran berkaitan dengan hukum dan muamalah dapat dukelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu :

    1. hukum hukum yang berhubungan dengan masalah keluarga ,jumlahnya kurang lebih 70 ayat.
    2. masalah pendata, seperti jual beli, sewa-menyewa, utang-piutang,dan sebagainya kurang lebih 70 ayat .
    3. hal hal yang berkaitan dengan masalah pidana,kurang lebih 30 ayat.
    4. yang berkaitan dengan gugatan,seperti putusan hakim ,sansi,sumpah,dan sebagainya kurang lebih 13 ayat.


       masalah sejarah
      sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua –termasuk Rasulullah saw.– berhijrah ke Madinah.
      Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125).
      Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman yang pedas terus mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti: Bila mereka berpaling maka katakanlah wahai Muhammad: “Aku pertakuti kamu sekalian dengan siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud” (QS 41:13).
      Selain itu, turun juga ayat-ayat yang mengandung argumentasi-argumentasi mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat berdasarkan tanda-tanda yang dapat mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Manusia memberikan perumpamaan bagi kami dan lupa akan kejadiannya, mereka berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang telah lapuk dan hancur?” Katakanlah, wahai Muhammad: “Yang menghidupkannya ialah Tuhan yang menjadikan ia pada mulanya, dan yang Maha Mengetahui semua kejadian. Dia yang menjadikan untukmu, wahai manusia, api dari kayu yang hijau (basah) lalu dengannya kamu sekalian membakar.” Tidaklah yang menciptakan langit dan bumi sanggup untuk menciptakan yang serupa itu? Sesungguhnya Ia Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya bila Allah menghendaki sesuatu Ia hanya memerintahkan: “Jadilah!”Maka jadilah ia (QS 36:78-82).
      Ayat ini merupakan salah satu argumentasi terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat. Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: “Siapakah di antara manusia dan filsafat yang sanggup mengumpulkan dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat-ayat tersebut, sebagaimana yang telah disimpulkan Tuhan kepada Rasul-Nya saw., dimana diterangkan bahwa tulang-tulang dapat hidup setelah menjadi lapuk dan hancur; bahwa qudrah-Nya menciptakan seperti langit dan bumi; dan bahwa sesuatu dapat mewujud dari sesuatu yang berlawanan dengannya.”7
      Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.